Pada tahun 1848, Phineas Gage adalah seorang mandor Rutland and Burlington Railroad, menjadi korban sebuah kecelakaan kerja yang tragis. Pada sebuah proyek pembukaan jalur baru, permukaan tanah harus diratakan, salah satunya dengan cara meledakkannya dengan bubuk mesiu. Phineas Gage sebagai mandor bertugas menyiapkan bahan peledak yang akan digunakan. Tugasnya juga melibatkan pengeboran untuk membuat lubang dibebatuan sebagai tempat menaruh mesiu. Setelah bubuk mesiu ditaruh ke dalam setiap lubang yang telah dibuat, kemudian ditutup menggunakan pasir baru kemudian dipadatkan menggunakan besi besar. Pada saat kejadian, Phineas Gage sedang memadatkan lubang yang berisi mesiu dan pasir menggunakan besi setebal 3 cm dan panjang 90 cm. Namun sebelum Gage selesai memadatkannya, mesiu yang terdapat dalam lubang terlebih dahulu meledak dan melontarkan besi yang digunakan Gage untuk memadatkan. Besi itu terlempar menusuk tulang pipi sebelah kiri hingga menembus tengkorak dan otak Gage lalu keluar dari sisi lain kepala. Luar biasanya, nyawa Gage selamat dari kecelakaan itu, bahkan ia sempat meminta pertolongan, menaiki kereta kuda dan mencari ahli medis terdekat.
Meskipun Gage selamat dari kecelakaan yang dapat merenggut nyawanya, namun hal itu membuat perubahan besar dalam hidupnya. Setelah sembuh dari luka akibat tertembus besi di kepala, Gage mengalami perubahan perilaku yang jauh berbeda dari sebelumnya. Awalnya Gage adalah laki-laki yang bertanggung jawab, cerdas dan secara sosial ia mudah menyesuaikan diri, sehingga banyak rekan kerja yang menyukainya. Setelah sembuh, kemampuan tubuh dan intelektualnya tampak seperti sebelumnya, tetapi kepribadian dan kehidupan emosionalnya berubah total. Laki-laki yang tadinya religius, terhormat dan reliabel itu berubah menjadi seseorang yang kurang sopan, impulsif. Kata-katanya yang kasar melukai banyak orang. Ia menjadi sangat tidak reliabel dan tidak dapat diandalkan sehingga cepat kehilangan pekerjaannya.
Gage harus hidup berpindah-pindah berkelana ke seluruh negeri selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya Gage meninggal di San Francisco. Kecelakaannya yang aneh dan kesembuhannya yang tampak sukses menjadi headline di seluruh dunia. Akan tetapi Kematian Gage tidak diketahui dan diperhatikan orang.
Gage dimakamkan di sebelah besi pemadat yang pernah mencelakainya. Lima tahun kemudian neurolog John Harlow mendapatkan izin dari keluarga Gage untuk menggali kuburannya dan mengambil besi pemadat dan tubuh Gage guna dipelajari. Sejak saat itu tengkorak Gage dan besi pemadat disimpan di Warren Anatomical Medical Museum Harvard University.
Meskipun Gage selamat dari kecelakaan yang dapat merenggut nyawanya, namun hal itu membuat perubahan besar dalam hidupnya. Setelah sembuh dari luka akibat tertembus besi di kepala, Gage mengalami perubahan perilaku yang jauh berbeda dari sebelumnya. Awalnya Gage adalah laki-laki yang bertanggung jawab, cerdas dan secara sosial ia mudah menyesuaikan diri, sehingga banyak rekan kerja yang menyukainya. Setelah sembuh, kemampuan tubuh dan intelektualnya tampak seperti sebelumnya, tetapi kepribadian dan kehidupan emosionalnya berubah total. Laki-laki yang tadinya religius, terhormat dan reliabel itu berubah menjadi seseorang yang kurang sopan, impulsif. Kata-katanya yang kasar melukai banyak orang. Ia menjadi sangat tidak reliabel dan tidak dapat diandalkan sehingga cepat kehilangan pekerjaannya.
Gage harus hidup berpindah-pindah berkelana ke seluruh negeri selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya Gage meninggal di San Francisco. Kecelakaannya yang aneh dan kesembuhannya yang tampak sukses menjadi headline di seluruh dunia. Akan tetapi Kematian Gage tidak diketahui dan diperhatikan orang.
Gage dimakamkan di sebelah besi pemadat yang pernah mencelakainya. Lima tahun kemudian neurolog John Harlow mendapatkan izin dari keluarga Gage untuk menggali kuburannya dan mengambil besi pemadat dan tubuh Gage guna dipelajari. Sejak saat itu tengkorak Gage dan besi pemadat disimpan di Warren Anatomical Medical Museum Harvard University.
0 Response to "Kasus Phineas Gage dan Awal Perkembangan Biopsikologi"
Post a Comment